Oleh SIHERDONI
Mahasiswa Prodi Studi Lingkungan Pascasarjana Universitas PGRI Sumatera Barat
Lintas Asia Net-Kabupaten Kerinci merupakan daerah yang terletak di daerah pegunungan yang kaya dengan sumber daya air, daerah ini banyak terdapat daerah aliran sungai (DAS) yang pada umumnya bermuara di Danau Kerinci.
Salah satu DAS yang terpanjang DAS Batang Merao. DAS Batang Merao merupakan Sub DAS Batanghari dengan sungai utama Sungai Batang Merao. DAS Batang Merao berada pada 2 (dua) wilayah administrasi yaitu Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. Hulu Sungai Batang Merao berada di dataran tinggi vulkan Gunung Kerinci melintasi Kota Sungai Penuh dan bermuara ke Danau Kerinci (Ningsih, Putra, and Goembira 2020).
Sungai Batang Merao dahulunya memiliki potensi kualitas air yang bersih dan sehat, hal ini dikarenakan sumber air nya berasal daerah dari pegunungan yang memiliki hutan yang dilindungi yang sangat luas, yang belum terusik dan tercemar oleh aktivitas manusia, sehingga sungai ini merupakan salah satu pendukung kehidupan masyarakat setempat, dimana sungai ini merupakan salah satu sumbaer daya perairan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sumber air untuk peraiaran pertanian irigasi
serta digunakan sebagai tempat utama aktivitas masyarkat dalam keperluan mandi, mencuci, dan buang air (MCK).
Sehingga dahulunya Sungai Batang Merao dijadikan sebagai wadah dalam melepaskan rasa letih dengan bercanda gurau dikala mandi, mencuci, dan aktivitas lainnya. Karena disaat aktivitas tersebut kita banyak bertemu antara satu sama lainnya. Bahkan juga kadang kala sungai juga sebagai tempat bermain muda – mudi selepas sekolah, olah raga, bekerja dan setelah beraktivitas lainnya. Bahkan dahulu dapat dikatakan sungai merupakan objek yang mampu menumbuhkan banyak cerita dan informasi sosial satu sama lainnya, sehingga terjalin hubungan silaturahmi yang kuat. Baik dikala pagi, siang, dan bahkan sore hari, Sungai Batang Merao penuh ramai dengan aktivitas masyarakat.
Di sungai ini juga, terdapat kearifan lokal yang hanya mungkin dimiliki oleh masyarakat kerinci, yakni Tradisi Turun Mandi ketika ada kelahiran anggota baru dalam suatu keluarga, dimana disaat acara syukuran kelahiran yang disertai dengan aqiqah anak, pada acara tersebut, Bayi yang baru lahir biasanya dibawa kesungai terdekat untuk dimandikan dengan cara tradisi tersendiri masyarakat setempat, oleh orang tertentu yang telah memiliki pengatahuan dan pengalaman dalam budaya Acara Turun Mandi tersebut.
Namun dewasa ini, cerita diatas sangat sulit lagi kita jumpai, seakan – akan budaya mandi, mencuci, bermain, dan bahkan kearifan lokal Acara Turun Mandi ke sungai di Daerah Kabupaten Kerinci, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Batang Merao menghilang begitu saja dan hanya tinggal kenangan. Seiring pertumbuhan penduduk dan perkembangan zaman, Daerah Aliran Sungai Batang Merao tidak lagi seindah dahulu, aliran sungai yang jernih dan bersih sudah sangat jarang kita temui, yang ada hanyalah pemandangan yang tidak mencerminkan lingkungan yang bersih dan sehat. Sehingga di daerah aliran sungai ini sangat jarang sekali kita jumpai masyarakat yang memanfatkan sungai sebagai tempat MCK dan hanya di memanfaatkan pengairan pertanian irigasi. Karena sungai ini sudah banyak dicemari oleh sampah – sampah rumah tangga, industry, dan limbah lainnya.
Ada banyak faktor yang menyangkut dengan permasalahan sampah. Satu diantaranya adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap akibat yang ditimbulkan oleh sampah. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan kebutuhan hidup manusia, yang tidak diimbangi dengan pengetahuan tentang sampah dan partisipasi masyarakat dalam memelihara kebersihan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya yang masih rendah merupakan salah satu faktornya.
Sebagai contoh, masyarakat memandang sungai sebagai wadah pembuangan, dimana prilaku masyarakat yang menganggap sungai sebagai tempat untuk membuang barang – barang yang sudah digunakan lagi.
Perilaku tersebut merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan lingkungan, seperti halnya kurangnya kepedulian masyarakat terhadap suatu bencana. Perilaku hidup manusia dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan, pendapatan, kesadaran, dan faktor sosial, serta faktor pendukung. Sikap yang baik merupakan perasaan yang memihak atau mendukung terhadap upaya berperilaku baik dalam membuang sampah (Info 2023).
Sistem pengelolaan sampah di sepanjang DAS Batang Merao sangat memprihatinkan. Dimana pembuangan sampah yang tidak sesuai dengan tempatnya, hampir masyarakat yang berdekatan dengan Aliran Batang Merao, masyarakat menggunakan sungai sebagai tempat pembuangan sampah. Tentunya fenomena ini merupakan suatu permasalahan yang berdampak pada permasalahan lingkungan yang baru nantinya. Karena hal tersebut dapat merusak ekosistem yang ada di sungai dan kelestarian lingkungan daerah aliran sungai menjadi terganggu.
Dampak yang dirasakan adalah terutama bagi masyarakat yang tinggal disepanjang daerah aliran sungai diantaranya menimbulkan bau, sumber penyakit, dan yang paling dirasakan yakni bagi masyarakat yang berada pada bagian muara sungai, dimana ketika intensitas curah hujan yang tinggi mengakibatkan meluapnya air sungai yang membawa tumpukan sampah yang banyak.
Oleh karena itu, untuk kelangsungan lingkungan hidup masyarakat yang bersih dan sehat serta terjaga ekosistem yang ada di DAS Batang Merao yang mengacu pada konsep pembangunan yang berkelanjutan, maka perlu ada kebijakan dari pihak yang berwenang dan tanggung jawab bersama dalam menjaga kelestarian DAS Batang Merao. DAS dapat memengaruhi keadaan ekosistem, penyimpanan karbon, pengendalian erosi, memelihara keanekaragaman hayati, menyimpan cadangan air untuk makhluk hidup termasuk manusia, menjaga kesuburan tanah yang menyediakan bahan makanan untuk makhluk hidup, mengendalikan banjir, rekreasi air, dan masih banyak lagi.