lintas Asia Net Kerinci Jambi – Wadah Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) merupakan himpunan bagi petani pemakai air yang bersifat sosial-ekonomi, budaya, dan berwawasan lingkungan. P3A dibentuk dari, oleh, dan untuk petani pemakai air secara demokratis, yang pengurus dan anggotanya terdiri dari unsur petani pemakai air.
Dan juga P3A dalam satu daerah pelayanan sekunder tertentu dapat bergabung sampai terbentuk GP3A. GP3A dalam satu daerah irigasi tertentu dapat bergabung sampai terbentuk IP3A.
Namun pelaksanaan disinyalir P3A di kecamatan Sulak kabupaten kerinci pelaksanaannya diduga asal jadi.
Invistigasi 3 Lembaga Ormas Laskar Anti Korupsi,LSM PEMANKOPSI Dan KPK TIPIKOR. dilapangang menemukan kejangalan pelaksanaan seperti halnya adukan perekat (semen) disinyalir tidak sesuai SNI dan ditemukan keretakan fisik bangunan irigasi.
“Diminta kepada pihak balai wil VI provinsi jambi agar benar benar melakukan pengawasan dilapangan, dikarenakan fisik pekerjaan P3A di Kecamatan Siulak dalam disinyalir dan kuat dugaan tidak sesuai kontrak gambar kerja” jelas Jon Hendri
Pemberdayaan P3A, GP3A, dan IP3A dilaksanakan melalui kegiatan motivasi, pelatihan, penyerahan kewenangan, fasilitasi, bimbingan teknis, pendampingan, kerjasama pengelolaan dan audit pengelolaan irigasi.
Hubungan kerja antara P3A, GP3A, dan IP3A bersifat kerjasama, koordinatif, dan konsultatif yang selanjutnya diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga masing-masing menurut wilayah kerjanya.
Saat ini, masayarakat Kecamtan Siulak sangat kecewa dengan adanya proyek P3A yang disinyalir asal jadi, anggaran dana negara begitu besar bilamana dibikin asal jadi.
Seharusnya adukan matrial 4 lori : 1 sak semen, malah di bikin 9 lori : 1 sak semen tidak ada daya tahan bangunan.
“Seperti saat sekarang fisik bangunan sudah rusak dan retak, ini karna kurangnya pengawasan dari pihal balai wil VI propinsi jambi. Belum masuk tahap ke 2 bangunan nya sudah tidak layak di pakai.” tambah Jon Hendri.
Jon Hendri, menambahkan bahwa masyarakat saat ini mintak pada dinas terkait untuk tidak mencairkan dana tahap ke 2, seharus nya pembangunan melibatkan masayarakat malah Mereka yang mengerjakannya.
“Namun faktanya salah Satu Kelompok P3A Tutung Bungkuk disinyalir dikerjakan Oleh orang Yang bukan Penduduk setempat
Saat dikompirmasi ketua kelompok lansung kabur dan di hubunggi via telepon tidak diangkat di sms tidak di balas” pungkas Jon Hendri(Red)